Sejarah

Sejarah singkat STGH (Sekolah Tinggi Guru Huria) HKBP

Seminarium Sipoholon Tarutung

Sebagai satu-satunya Sekolah Tinggi Guru Huria di dunia, STGH HKBP yang terletak di Sipoholon, Tapanuli Utara mengalami perjalanan yang cukup panjang , hingga akhirnya ada seperti sekarang ini. STGH didirikan dengan tujuan yang mulia, yaitu untuk menciptakan lulusan tenaga pelayanan iman dan pengetahuan bagi masyarakat Kristen di tanah Batak.

Sejarah
STGH HKBP

1868

Seminarium Sipoholon Pada Periode Awal: Parausorat ke Sipoholon

Pada tahun 1868 didirikanlah sekolah Guru Injil yang pertama di tanah Batak, yang bertempat di Parausorat, yang kemudian terkenal dengan nama “Seminari Parausorat”. Murid yang pertama ada 5 orang, yaitu : Thomas, Paulus, Markus, Yohannes dan Ephraim. Mereka yang tamat itu kemudian biasa disebut nama : Guru Sending. Daerah Tapanuli Selatan semakin didesak oleh Islam, yang mengakibatkan usaha penginjilan disana mengalami kemunduran. Setelah Seminari Parausorat berhasil menamatkan 27 orang guru dalam tiga angkata, dirasakan sudah cukup memadai untuk bekerja di daerah itu. Oleh karena itu pada tahun 1872, Seminari Parausorat ditutup.

Pada tahun 1873, diadakanlah Sekolah Guru secara bergerak, yang disebut dengan “Sekolah Mardalan-dalan”. Para murid harus berpindah-pindah belajar menemui para guru mereka, yaitu satu atau dua hari di Pearaja menerima pelajaran dari Nommensen, kemudian Sipoholon menerima pelajaran dari A. Mohri dan ke Pansurnapitu menerima pelajaran dari P.H Johannsen. Demikian para murid Sekolah Guru itu belajar selama empat tahun dalam pendidikan hingga tamat.

1873

“Sekolah Mardalan-dalan”

1877

Seminarium Pansur Napitu

Usaha penginjilan semakin luas, tetapi system pendidikan yang bergerak tidak memungkinkan lagi. Maka pada tahun 1877 secara resmi didirikanlah Seminari Pasurnapitu sebagai tempat Sekolah Guru. Tenaga pengajar ialah P.H Johansen dan J.H Meerwaldt. Selama dalam pendidikan, para murid tinggal di asrama yang disediaakan di Seminari. Tenaga guru tetap mendesak bagi kebutuhan pelayanan di tanah Batak. Setelah berdirinya Seminari Depok pada tahun 1878, maka I.L Nommensen mengirirm para pemuda Batak untuk belajar di sana. Seminari Depok berhasil menamatkan 67 orang Guru dari orang Batak, dan bekerja kembali di tanah Batak.

Pendeta lulusan dari SGH yang loyal serta berdikasi melayani dijemaat. Maka dengan resmi dibukalah Sekolah Pendeta yang dari Guru Huria yakni tahun 1883 dan mereka belajar selama 2 (dua) tahun, dan setelah itu mereka ditahbiskan menjadi pendeta, yakni pada tahun 1885. Tetapi perlu dicatat bahwa pendeta missionar berbeda dengan pendeta yang berasal dari Guru Huria (ada diskriminasi pada waktu itu). Pada umumnya pendeta missioner adalah pimpinan di Ressort tetapi pendeta yang dari SGH adalah sebagai pendeta pembantu bagi pendeta missioner.

1883

Sekolah Pendeta bagi Lulusan Guru Huria

1901

Seminarium Sipoholon

Pdt DR J. Warneck sebagai pimpinan Seminarium Pansurnapitu mengusulkan kepada Ephorus HKBP Pdt DR I.L.Nommensen agar memindahkan Seminarium itu ke lahan yang lebih luas yakni di Sipoholon. Lalu Pimpinan Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) Pdt DR Scheiber datang dari Jerman untuk meninjau lahan yang diusulkan oleh Pdt DR J. Warneck. Sesudah ada kesepakatan dengan warga Simanungkalit, Pdt Heinrich Culeman (yang melayani di Huria HKBP Simanungkalit ditugaskan memimpin pembangunan Seminarium tersebut, akhirnya tanggal 01 Desember 1901 Seminarium Sipoholon diresmikan (diompoi) dengan sebuah Sekolah Tinggi ( yang kemudian dikenal dengan Sekolah Guru Huria (SGH) yang dipindahkan dari Pansurnapitu. Hari pertama mengajar disekolah ini adalah tanggal 17 Desember 1901 dengan guru pengajar pertama adalah, Pdt Dr J.Warneck (sebagai Pimpinan Perguruan), A.Harder, dan Gr Manasel Lumbantobing.

Pada tahun 1905 dibuka satu Seminari yang baru di Narumonda yang mendidik para Guru yang akan bekerja di daerah Toba dan sekitarnya. Setelah kebutuhan Guru dirasakan cukup, pada tahun 1918, Seminari Narumonda ditutup dan tahun 1914, Sekolah Guru Jemaat dipusatkan kembali di Seminari Sipoholon. Namun pada tahun 1941 terjadilah perbedaan Guru yang bertugas di jemaat dengan Guru yang bertugas di Sekolah, akibat dari perbedaan antara BNZ dengan HKBP yang telah mandiri sejak tahun 1940. pada tahun 1946-1948, Sekolah Guru Jemaat dibuka kembali di Seminari Sipoholon, tetapi mereka hanya menjadi Guru di Jemaat. Setelah tahun 1948, Sekolah Guru Jemaat itu ditutup kembali. Pada bulan Juni 1962, pendidikan Guru Jemaat kembali dibuka secara resmi di Seminari Sipoholon. Sejak tahun 1981 lamanya Pendidkan Guru Jemaat ditingkatkan menjadi empat tahun.

1905-1981

Masa Kemandirian HKBP

1962

Sekolah Guru Huria

Setelah dibukanya kembali Sekolah Guru Huria di Seminari Sipoholon yang terbuka untuk seluruh HKBP, yaitu pada tahun 1962. Kemudian sejak tahun 2012 telah ada anjuran dari Dirjend Bimas Kristen Kemenag RI-Jakarta agar STGH didaftarkan ke Dirjend Bimas Kristen. Tepatnya pada tanggal 25 April 2013 yang lalu tim dari Dirjend Bimas Kristen Kemenag RI (2 orang) yang didampingi Ketua STT-HKBP (Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing) datang melakukan visitase (kunjungan penelitian) ke STGH-HKBP. Setelah kunjungan tim Visitase kemudian tanggal 08 Mei 2013 ijin Operasional telah diterbitkan dari Dirjen Bimas Kristen kepada STGH dengan jangka waktu 2 tahun, hingga tahun 2015. Yakni pada tanggal 08 Mei 2013 yang lalu, dengan No. DJ.III/KEP/HK.005/196/2013.

Pada tahun 2015 yang lalu, di tanggal 23 Juli 2015 tentunya setelah kunjungan tim Visitase dari Dirjen Kemenag, maka telah diterbitkan lagi surat Izin Operasional kedua kepada STGH dengan jangka waktu 4 tahun ke depan yakni hingga tahun 2019. Adapun izin yang kedua tanggal 23 Juli 2015 yang lalu adalah dengan No. D.J.III/Kep/HK.005/350/2015. Selanjutnya ijin Operasional ini diperbaharui kembali setelah kunjungan visitasi dari kemenag pada tanggal 09-10 April 2019, dan selanjutnya perpanjangan ijin operasional telah diterbitkan 03 Mei 2019 dengan nomor: 240 TAHUN 2019, untuk jangka waktu empat tahun kedepan yakni tahun 2013. Saat ini STGH dengan segala upaya sedang memperlengkapi borang (berkas) ke BAN-PT, agar memperoleh Akreditasi.

2015

Sekolah Tinggi Guru Huria